Waktu-mu

Terjemahkan or Translate

Puisi Untuk Ayah

Written By Pendekatan islam on Saturday, October 12, 2013 | 12:46 PM

Suara adzan membangunkan tubuhmu
Dendang lagu kokok ayam menamba keramaian di pagi sunyi
Mentari akan begitu hangat di pagi ini
Memberi energi untuk mengais rezeki hari ini
Biarla dapur kami tetapi menyala
Hingga kami bisa bergerak lagi

Ayah, kau panaskan kuda besi di setiap pagi
Dari Senin sampai Sabtu
Membanting  tulang dan memeras keringat
Ayah, bolehkah kuusap peluh di keningmu?
Ayah, bolehkah kupijat punggungmu?
Agar sedikit goresan urat di keningmu berkurang

Ayah, kau ajarkan aku pahit dan manisnya kehidupan
Memberiku cerita di setiap malam
Tapi malam itu kau berbeda
Lebih banyak diam dan tanpa cerita
Apakah karena aku banyak memberimu luka dengan kondisi ini?
Menggores setiap suka di sukmamu
Ayah, jika aku punya sayap, mungkinkah tak pernah jatuh?
Agar kau tak kuatir jika kaki ini terkadang kesakitan

Dahulu. .
Kau kayuh sepeda itu untuk mengantarku ke bangku ilmu
Kau tunggu aku saat akan 1/4 tubuhku
Membaringkanku dengan ceritamu
Kau ajari  aku tuk kendalikan kuda besimu
Kau ajari aku agar ber-ikhlas dengan  yang papa
Kau ajari aku untuk menjadi ksatria tanpa kuda

Ayah, kau tak boleh lelah
Hari ini seragamnya yang mana?
Akan kugosok dan pakai wewangian apa?

Ayah. . . jika saya buatmu kecewa, marahlah
Ayah. . . jika saya kurang ajar, makilah
Ayah. . . tubuhmu semakin kurus saja
Belum sampai diri ini membuatmu berbangga diri
Ayah, hanya do’a untukmu agar kau selalu baik saja

Ayah, bagaimana kabarmu?
Ayah, aku rindu mendengar cerita di pangkuanmu lagi. .

#SKM
Antologi Baru, “Jendela Tanpa Sekat”
Yogyakarta, 7 September 2013

oleh Ratri Indah Sulistyani
http://fiksi.kompasiana.com/puisi/2013/09/10/surat-untuk-ayah-591221.html

0 comments:

Post a Comment

silahkan Ketik Pesannya!!!

berikan pesan yang konsukrif

TESTING

BACA TERKINI

Backline Indonesia

Automatic Backlink Indonesia Web Group
 
berita unik