Waktu-mu

Terjemahkan or Translate

BIOGRAFI IMAM AL-HAITSAMI salah satu Ulama HADITS yang terlupakan

Written By Pendekatan islam on Tuesday, April 2, 2013 | 4:58 PM


Pertama tama saya ingin menulis biografi Imam Al-haitsami ini karena saya mulai tertarik dengannya . beliau juga seorang guru yang turut berperan membentuk ulama hadits fenomenal ibnu hajar Al-atsqolani pensyarah shahih bukhori yang ternama itu.    semoga bermanfaat. 

IMAM AL-HAITSAMI (735-807 H) 

Nama lengkapnya ialah Ali bin Abu Bakar bin Sulaiman bin Abu Bakar bin Umar bin Shalih Nuruddin Abu al-Hasan al-Qahiry as-Syafi’iy
adapun Karya - karyanya diantaranya ialah Majma’ az-Zawaid wa Manba’ul Fawaid , Bughyatul Bahits Kasyful astar , Majma’ al-Bahrain , Mawaridu ad-Dzam’an dan lainnya.

Beliau termasuk teman setia al-Hafidz al-Iraqi (806 H). Al-Hafidz al-Iraqi juga banyak mengajarkan takhrij hadits kepada al-Haitsami, yang pada giliirannya al-Haitsami dinikahkan dengan anak perempuan dari al-Hafidz al-Iraqi [1]. Orang sering salah menyebutnya dengan Ibnu Hajar al-Hatsami, padahal al-Haitsami ini bukanlah Ibnu Hajar.
Al-Haitsami ini termasuk guru dari Ibnu Hajar al-Asqalani[2]. 

imam Al Haitsami juga telah mentakhrij dan mengkritik hadits tentang Mudhorobah yang banyak dikutip oleh ulama - ulama sebagai dasar Hukum mudharabah  [liat dalam kitab  bulugul maram atau ibanah al ahkam, wahbah zuhaeli Al - Fiqh islam wa Adillatuhu tentang mudharabah]. 
redaksi haditsnya ialah : 

روى ابن عباس رضي الله عنهما انه قال: كان سيدنا العباس بن عبد المطلب اذا دفع المال مضربة اشترط على صاحبه ان لايسلك به بحرا ولاينزل به واديا ولايشترى به دابة ذات كبد رطبة فان فعل ذلك ضمن فبلغ شرطة رسول الله صلى الله عليه وسلم فاجازه
“Diriwayatkan oleh ibnu Abbas bahwasannya Sayyidina Abbas jikalau memberikan dana ke mitra usahanya secara Mudharabah, ia mensyaratkan agar dananya tidak dibawa mengarungi lautan, menuruni lembah yang berbahaya, atau mebeli ternak yang berparu-paru basah, jika menyalahi peraturan maka yang bersangkutan bertanggung jawab atas dana tersebut. Disampaikannyalah syarat-syarat tersebut kepada rasulullah saw. Dan Rasulullah pun membolehkannya.” (HR. Thabrani)



menurut Al-Haitsami hadits Tersebut ialah matruk (tidak dipakai) karena dalam struktur sanadnya ada yang dianggap Kadzdzaab (sangat Dusta) (liat wahbah zuhaeli)

Guru yang hebat ialah Guru yang bisa membentuk muridnya menjadi Bersinar !!

Oleh : pendekatanislam.blogspot.com Achmad Sumantry 

[1] As-Suyuthi, Husnul Muhadharah 1/362
[2] Ad-Dzahabi, dzail tadzkiratul Huffadz, 1/372



2 comments:

Unknown said...

ok .. broo..

Pendekatan islam said...

ya brooo .. semoga bermanfaat !!!

Post a Comment

silahkan Ketik Pesannya!!!

berikan pesan yang konsukrif

TESTING

BACA TERKINI

Backline Indonesia

Automatic Backlink Indonesia Web Group
 
berita unik